RSS

---

PERTANYAAN DALAM KUBUR

Oleh Admin : Ayi Yuniar

Benar siksa kubur itu pasti adanya, WAJIB bagi kita untuk beri’tiqad adanya siksa kubur tersebut.

***
Imam abu hanifah prnh di tanya tentang azab kubur "wahai imam apkh azab kubur itu ada? Jawabnya "azab kubur itu ada. Beliau mengemukakan dalil qur'an At thur 47 "dan sesungguhnya org2 yg aniaya memperoleh hukuman selain itu,tp kbnykn mereka tdk mengetahui (at thur 47) artinya org2 durhaka akn dihukum siksaan selain itu (akhirat) yg lain itu adlh azab kubur demikian imam nu'man bin zabit' berkata.
***
Dalil yg lain fathul bari 3~436, sahih bukhari 1~169. Dan dalam do'anya Rasul sAw pernah berdoa begini "ya Rabb saya berlindung kpd Mu,dari siksa neraka,siksa kubur dan siksaan azab kubur (hr bukhari 436).

Dalam hadits yang lain ditambahkan sbb:

عن ابى هريرة ان النبي صلى الله عليه وسلم كان يدعًو: اللهم اني اعوذبك من عذاب القبروعذاب النار وفتنة المحيا والممات امن شرالمسيح الدخال (رواه البخاري ومسلم)

Lalu yang menjadi pertanyaan adalah BAGAIMANA SIKSA KUBUR itu??
Apakah yang disiksa adalah ruhnya??apa jasadnya??apa malah kedua2nya??
Untuk menjawab itu, saya kemukakan jawaban dari “jawahirul kalamiyah”, sebagai berikut:

س: كيف اعتقادك بسئال القبرثم نعيمه او عذابه؟
ج: يعتقادان الميت اذاوضع في قبره تعاد روحه الى جسده بقدر ما يفهم الخطاب، ويرد الجواب...

Soal: Bagaimanakah I’tiqadmu tentang pertanyaan kubur kemudian tentang adanya nikmat dan siksa kubur di dalamnya?

Jawab: Saya mengi’tiqadkan, bahwa sesungguhnya mayat itu bilamana telah dikubur, dikembalikan RUH ke jasadnya sekedar untuk dapat memahami pembicaraan dan memberikan jawaban…

Kemudian dikemukakan dalam kitab tersebut bahwa setelah RUH tersebut dikembalikan kedalam jasadnya maka datang kepadanya dua malaikat, Munkar dan Nakir. Keduanya menanyakan tentang Rabbnya, Nabinya, dan agama yang dipeluk oleh si mayat, dan tentang kewajiban2 yang telah diperintahkan oleh Allah untuk dijalankan.

(Dalam daqaiqul akhbar, diutarakan sebuah riwayat dari Abdullah bin Salim ra., bahwa sebelum datangnya Malikat Munkar dan Nakir, mayat sebelumnya didatangi dulu oleh Malikat Rummam. Silakan baca sendiri keterangannya dalam kitab tersebut, panjang jika dikemukakan disini.

Jika mayat itu termasuk orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka atas Taufiq dari Allah Ta’ala ia bisa menjawabnya dengan baik tanpa adanya rasa takut kepada kedua malaikat itu dan tanpa adanya rasa gelisah. Dan ia akan mendapatkan ni’mat kubur (di dalam kitab tersebut disebutkan

فيكشف الله عن بصره ويفتح له بابا من ابواب الجنة فيخطى بالنعيم العظيم

(Maka Allah membuka penglihatannya dan membuka salah satu pintu dari surga sehingga ia menerima keni’matan yang besar). Sedangkan apabila mayat tersebut kafir ataupun munafik ia menjadi kebingunan dan tidak mengerti jawaban yang harus diucapkan. Kemudian kedua malaikat tersebut menyiksanya dengan siksa yang sangat pedih.

ويكشف عن بصره فيفتح له باب من ابواب جهنم وتنوع له انواع العذاب والالم. 

(Dan dibuka penglihatannya, kemudian dibukakan pula salah satu pintu dari Jahannam. Kemudian ditimpakan kepadanya bermacam-macam siksa kepedihan.)

Lalu bagaimana dengan seseorang mati yang jasadnya dimakan binatang buas dan berada di perutnya atau terjatuh dilaut kemudian dimakan oleh ikan??
Dalam jawahirul kalamiyyah dijelaskan bahwa,

ولافرق بين من دفن في القبر، او صارفي بطن السبع او في قعر البحرفالله على كل شيئ قدير، وبكل شيئ عليم خبير.

(Dan tidak ada bedanya orang yang ditanam di kubur, berada dalam perut binatang buas, atau di dasar laut. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, Maha mengetahui, dan Maha Melihat segala sesuatu.

Kemudain timbul pertanyaan lagi, apa bila memang benar jasad dan ruh berkumpul saat berada di alam kubur, kenapa (sebagian) kita tidak bisa melihat, mendenagarkan, sedikitpun dari hal itu??
Maka kita jumpai keterangan selanjutnya dalam kitab yang sama sebagai berikut:

ان الله يحجب ابصارهم عن ذلك امتحانا لهم ليظهر من يؤمن بالغيب، ومن لايؤمن به من ذوى الشك والريب، ولو رأى الناس ذلك لامنواكلهم، ولم يصر فرق بين الناس ولم يتميز الخبيث من الطيب والردئ من الجيد

”Sesungguhnya Allah menghalangi penglihatan mereka sehingga tidak bisa melihatnya. Hal itu sebagai ujian bagi mereka agar tampak siapakah yang beriman kepada hal yang ghaib dan siapa yang tidak beriman kepadanya, yaitu orang2 yang memiliki kebimbangan. Seandainya (seluruh) manusia melihatnya, niscaya mereka semua akan beriman. Dan tidak akan ada perbedaan diantara manusia dan tidak akan tampak perbedaan antara yang buruk dengan yang baik, antara yang jelek dengan yang bagus.”

Bagaimanakah cara berfikir agar akal dapat menerima i’tiqad ini, sehingga keimanan di dalamnya menjadi semakin kuat??
Akan kita jumpai keterangan selanjutnya yang menjawab pertanyaan tersebut, sebagai berikut:

مثال ذلك النائم الذي يرى في منامه اشياء يسربها ويتنعم. اواشياء يحزن بها ويتعلم. والذي يكون قاعدا لجنبه مشاهدا له لا يدرى بذلك. ولايشعر بما هنالك وكذلك الميت يسأل في قبره ويجيب ويتنعم اويتعلم ولايدرى به احد من الاحياءولايعلم.

”Misalnya orang tidur yang bisa melihat hal2 yang menggembirakan dan merasa ni’mat dalam tidur/mimpinya. Atau hal2 yang menyusahkan dan menyakitkan, sedangkan orang yang duduk disampingnya, yang menyaksikannya, tidak mengerti sama sekali hal2 tersebut, dan tidak merasakan sediktpun apa yang dirasakan oelh orang yang tidur itu. Demikian pula halnya mayat, ia ditanyai dikuburnya dan ia menjawab dan merasa ni’mat atau merasa sakit, sedangkan orang2 yang hidup tidak ada yang mengerti dan tidak ada yang mengetahui.”

Memang, ada berbagai macam pendapat ulama yang menerangkan bagaimana keadaan siksa kubur itu, ada yang mengatakan bahwa adanya pertanyaan itu ditujukan hanya kepada ruhnya saja tidak kepada jasad kasarnya, sebagian lagi mengatakan bahwa ruh itu masuk kedalam jasadnya, namun hanya sampai di dadanya saja, dan ada pula ulama yang mengatakan bahwa ruh itu berada di antara jasad dan kain kafannya. Walau demikian, ada keterangan dari beberapa pendapat atau perkataan sahabat dan hadits yang shahih, yakni AGAR SEORANG HAMBA MENGAKUI DAN MEYAKINI TANTANG ADANYA SIKSA KUBUR DAN TIDAK DISIBUKKAN DENGAN BAGAIMANA KEADAAN MAYIT itu.
(bisa dilihat keterangan pada paragraf terakhir ini di ”daqaaiqul akhbar” - Imam Abdurrahman bin Ahmad al-Qadhi)

*Mohon dikoreksi apabila ada kesalahan
    

 

 

 

 

 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS